Interaksi Manusia Komputer - Tugas 3
Di dunia digital yang serba cepat, pengalaman pengguna (user experience) adalah raja. Namun, bahkan hingga tahun 2021, banyak situs web masih terjebak dalam praktik desain yang buruk, menghambat interaksi pengguna dan akhirnya merugikan tujuan situs itu sendiri. Jacob Nielsen, seorang pakar usability ternama, dalam salah satu video pembelajarannya, telah menyoroti kesalahan-kesalahan desain web yang paling umum dan merugikan di tahun tersebut. Ironisnya, banyak di antaranya adalah masalah lama yang seharusnya sudah teratasi.
Nielsen memulai dengan mengkategorikan akar penyebab desain web yang buruk menjadi tiga jenis:
- Desain Jahat (Evil Design): Ini adalah tindakan yang disengaja untuk merugikan pengguna, seperti membuat proses berhenti berlangganan menjadi sangat sulit. Nielsen tidak menganggap ini sebagai "kesalahan" karena sifatnya yang disengaja.
- Desain Bodoh (Stupid Design): Terjadi ketika desainer tidak menyadari bahwa pilihan desain mereka berdampak negatif pada pengguna. Daftar kesalahan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran agar alasan ini tidak lagi ada.
- Desain Malas (Lazy Design): Dalam kasus ini, desainer mungkin sadar bahwa desainnya buruk, tetapi gagal memperbaikinya karena keterbatasan sumber daya atau prioritas yang rendah. Nielsen berharap daftarnya dapat membantu memprioritaskan perbaikan ini.
Menurut Nielsen, sebuah kesalahan layak masuk dalam daftar "kesalahan teratas" jika ia secara signifikan mengganggu atau merugikan pengguna dan lazim ditemukan di banyak situs web.
Berikut adalah 10 kesalahan desain web teratas tahun 2021 yang diidentifikasi oleh Jacob Nielsen, diurutkan dari yang dianggapnya paling berdampak:
1. Pop-up dan Overlay (Pop-ups and Overlays)
Inilah kesalahan nomor satu menurut Nielsen. Meskipun bentuknya mungkin telah berevolusi dari jendela pop-up tradisional menjadi lapisan (overlay) yang menutupi konten, efeknya tetap sama: mengganggu dan menghalangi akses pengguna ke konten yang sebenarnya mereka cari. Rentetan pop-up untuk penawaran, pendaftaran buletin, persetujuan cookie, fitur obrolan, hingga survei menciptakan pengalaman yang membuat frustrasi, sehingga pengguna secara naluriah akan segera menutupnya.
2. Waktu Respons Lambat (Slow Response Time)
Meskipun dulu koneksi internet lambat sering menjadi biang keladi, saat ini waktu respons yang lambat lebih sering disebabkan oleh halaman yang memuat terlalu banyak komponen dari berbagai layanan cloud secara tidak efisien. Pedoman usability menyatakan bahwa waktu respons ideal adalah satu detik atau kurang. Lebih dari itu, pengguna akan merasa terhambat dan cenderung meninggalkan situs.
3. Tautan dan Harapan yang Menyesatkan (Misleading Links and Expectations)
Sebuah tautan adalah janji. Kesalahan terjadi ketika apa yang pengguna dapatkan setelah mengklik tautan tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Misalnya, tautan yang menjanjikan artikel ternyata mengarah ke video, atau tautan "unduh laporan" malah mengarahkan ke formulir pendaftaran. Ini merusak kepercayaan dan fondasi dasar cara kerja web.
4. Kontras Rendah atau Teks Terlalu Kecil (Low Contrast or Tiny Text)
Teks yang terlalu kecil dan kontras warna yang rendah antara teks dan latar belakang membuat konten sulit dibaca. Ini bukan hanya masalah bagi pengguna lanjut usia, tetapi juga bagi pengguna muda yang tidak ingin menyipitkan mata saat membaca. Nielsen menganggap ini sebagai salah satu masalah aksesibilitas dan kegunaan terbesar di web.
5. Input yang Tidak Fleksibel (Inflexible Input)
Ini sering terjadi pada kolom input untuk data seperti nomor kartu kredit, kode pos, atau nomor telepon, di mana situs web memaksakan format input yang kaku (misalnya, tidak boleh ada spasi). Hal ini bertentangan dengan cara alami manusia memproses informasi (prinsip "chunking") dan menyulitkan pengguna, terutama jika mereka menyalin data dari sumber lain yang formatnya berbeda.
6. Tidak Bisa Memilih dan Salin-Tempel (Cannot Select and Copy-Paste)
Kesalahan pengkodean yang mencegah pengguna melakukan tindakan dasar seperti memilih dan menyalin teks atau gambar sangat menghambat. Fungsi salin-tempel adalah mekanisme fundamental untuk mengintegrasikan informasi antar aplikasi dan digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari berbagi konten hingga membuat catatan pribadi.
7. Ikon Tanpa Label Teks (Icons Without Labels)
Mengandalkan ikon semata tanpa disertai label teks adalah resep untuk kebingungan. Arti sebuah ikon bisa ambigu, berbeda antar situs, atau bahkan tidak dikenali sama sekali oleh pengguna. Akibatnya, pengguna ragu untuk berinteraksi karena tidak yakin apa fungsi dari ikon tersebut.
8. Pergeseran Tata Letak saat Pemuatan Halaman (Layout Shift and Page Load)
Ini adalah masalah teknis yang sangat mengganggu. Ketika elemen-elemen halaman dimuat secara tidak sinkron dari berbagai sumber, tata letak halaman menjadi tidak stabil dan terus bergerak. Selain mengganggu secara visual, ini adalah masalah kegunaan yang serius karena pengguna bisa saja salah mengklik item karena posisinya tiba-tiba berubah.
9. Hanya Gambar Hero Besar di Atas Lipatan (Only a Huge Hero Image Above the Fold)
Mirip dengan splash screen di masa lalu, tampilan yang didominasi oleh satu gambar besar di bagian atas halaman (sebelum pengguna menggulir) menciptakan "ilusi kelengkapan". Pengguna mungkin tidak menyadari bahwa ada lebih banyak konten di bawahnya. Ini menghambat komunikasi karena tidak segera menampilkan beragam pilihan atau informasi penting kepada pengguna.
10. Desain Seluler di Layar Besar (Mobile Design on Big Screens)
Kesalahan ini terjadi ketika desain yang dioptimalkan untuk perangkat seluler hanya "direntangkan" untuk layar besar tanpa penyesuaian yang berarti. Contoh klasik adalah penggunaan menu hamburger di desktop, yang menyembunyikan navigasi dan menambah klik yang tidak perlu, padahal ruang layar yang luas memungkinkan tampilan navigasi yang lebih eksplisit dan mudah diakses.
Akar Masalah dan Konsekuensinya
Nielsen secara blak-blakan mengaitkan persistensi kesalahan-kesalahan ini dengan "kesombongan" dari pihak pembuat situs web, yang cenderung memprioritaskan agenda mereka sendiri (seperti mengumpulkan email atau mempromosikan penawaran) di atas pengalaman pengguna.
Penting untuk diingat, seperti yang ditekankan Nielsen, pengguna jarang sekali mengeluh tentang pengalaman buruk di sebuah situs web. Mereka просто pergi dan mencari alternatif lain.
Menuju Web yang Lebih Baik
Daftar yang diuraikan oleh Jacob Nielsen ini berfungsi sebagai pengingat penting bagi para desainer, pengembang, dan pemilik situs web. Menghindari kesalahan-kesalahan ini bukan hanya tentang mengikuti praktik terbaik, tetapi tentang menghargai waktu dan perhatian pengguna. Dengan memprioritaskan pengalaman pengguna yang mulus, intuitif, dan bebas frustrasi, kita dapat menciptakan web yang lebih baik untuk semua. Semoga di masa mendatang, daftar kesalahan semacam ini semakin pendek, atau bahkan tidak ada lagi.
Comments
Post a Comment