Interaksi Manusia dan Komputer - Tugas 1


Ubiquitous Computing: Konsep dan Implementasi

Pengertian Ubiquitous Computing

Ubiquitous Computing atau yang sering disebut juga dengan istilah komputasi di mana-mana adalah sebuah model interaksi manusia dan komputer di mana pemrosesan informasi telah terintegrasi sepenuhnya ke dalam objek dan aktivitas sehari-hari. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Mark Weiser pada tahun 1988 saat bekerja di Xerox PARC. Konsep ini menggambarkan suatu keadaan di mana teknologi komputasi hadir di mana-mana namun seolah "menghilang" karena terintegrasi secara mulus ke dalam lingkungan fisik manusia (Hidayat, 2015).

Menurut Subrata (2009), Ubiquitous Computing merupakan paradigma baru di mana teknologi informasi menjadi "tidak terlihat" dalam kehidupan manusia. Hal ini bukan berarti teknologi tersebut benar-benar tidak ada, melainkan terintegrasi dengan sempurna ke dalam lingkungan sehingga penggunaannya menjadi sangat alami dan hampir tidak disadari.

Karakteristik Ubiquitous Computing

Berdasarkan penelitian Wardana dan Aknuranda (2017), Ubiquitous Computing memiliki beberapa karakteristik utama, yaitu:

  1. Ketidakterlihataan (Invisibility): Teknologi hadir tetapi tidak mengganggu perhatian pengguna.

  2. Kesadaran Konteks (Context Awareness): Sistem mampu mengenali dan merespons situasi lingkungan sekitarnya.

  3. Konektivitas Tinggi (High Connectivity): Seluruh perangkat terhubung dalam jaringan yang luas.

  4. Kecerdasan (Intelligence): Sistem dapat mengambil keputusan berdasarkan data yang dikumpulkan.

  5. Keserbagunaan (Ubiquity): Komputasi ada di mana-mana dan dapat diakses kapan saja.

Contoh-Contoh Implementasi Ubiquitous Computing

1. Teknologi Rumah Pintar (Smart Home)

Implementasi Ubiquitous Computing dalam bentuk rumah pintar telah berkembang pesat di Indonesia. Menurut penelitian Wahyudi, Kusuma, dan Winarno (2019), sistem rumah pintar mengintegrasikan berbagai perangkat elektronik rumah tangga yang dapat dipantau dan dikendalikan dari jarak jauh menggunakan aplikasi pada smartphone. Sistem ini dapat mengatur pencahayaan, pendingin udara, sistem keamanan, dan bahkan perangkat dapur secara otomatis berdasarkan kebiasaan dan preferensi penghuninya.

2. Sistem Transportasi Cerdas (Intelligent Transportation System)

Putra dan Wibisono (2018) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa sistem transportasi cerdas merupakan contoh penerapan Ubiquitous Computing di bidang transportasi. Sistem ini menggunakan sensor, komunikasi data, dan kecerdasan buatan untuk mengoptimalkan arus lalu lintas, memberikan informasi real-time kepada pengguna jalan, dan meningkatkan keselamatan berkendara. Di beberapa kota besar Indonesia, sistem ini telah diimplementasikan dalam bentuk sistem informasi lalu lintas berbasis Internet of Things (IoT).

3. Layanan Kesehatan Terpadu (Integrated Healthcare)

Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho dan Wibowo (2020) menunjukkan bahwa Ubiquitous Computing telah diimplementasikan dalam layanan kesehatan di Indonesia melalui sistem pemantauan pasien jarak jauh. Sistem ini menggunakan sensor wearable untuk memantau kondisi vital pasien secara real-time dan mengirimkan data tersebut ke dokter atau petugas medis. Hal ini memungkinkan pemantauan kesehatan yang berkelanjutan tanpa perlu kunjungan fisik ke fasilitas kesehatan.

4. Pembelajaran Ubiquitous (Ubiquitous Learning)

Prasetyo, Irianto, dan Patmanthara (2017) dalam jurnalnya membahas tentang pembelajaran ubiquitous sebagai penerapan Ubiquitous Computing dalam bidang pendidikan. Konsep ini memungkinkan siswa belajar kapan saja dan di mana saja dengan memanfaatkan berbagai perangkat teknologi yang terhubung. Contoh implementasinya di Indonesia adalah sistem pembelajaran daring yang terintegrasi dengan berbagai sensor dan perangkat mobile, memungkinkan siswa mengakses materi pembelajaran secara kontekstual berdasarkan lokasi dan aktivitas mereka.

5. Smart City

Utama, Wahyuningrum, dan Kuncoro (2019) menjelaskan bahwa konsep smart city merupakan implementasi komprehensif dari Ubiquitous Computing pada skala perkotaan. Beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta dan Surabaya telah menerapkan elemen-elemen smart city melalui jaringan sensor untuk memantau kondisi lingkungan, sistem manajemen lalu lintas otomatis, dan layanan publik digital yang terintegrasi. Sistem ini memungkinkan pengelolaan sumber daya kota secara lebih efisien dan meningkatkan kualitas hidup warganya.

6. Augmented Reality dalam Sektor Pariwisata

Penelitian oleh Santoso, Apriyani, dan Utomo (2018) menunjukkan bagaimana teknologi Augmented Reality sebagai salah satu implementasi Ubiquitous Computing telah dimanfaatkan untuk meningkatkan pengalaman wisatawan di berbagai destinasi wisata Indonesia. Aplikasi AR pada smartphone dapat memberikan informasi kontekstual tentang objek wisata, sejarah, dan budaya ketika wisatawan mengunjungi lokasi tertentu.

Tantangan Implementasi Ubiquitous Computing di Indonesia

Meskipun memiliki potensi besar, implementasi Ubiquitous Computing di Indonesia menghadapi beberapa tantangan menurut Hariyanto dan Widiasari (2021):

  1. Infrastruktur Teknologi: Keterbatasan infrastruktur jaringan dan konektivitas terutama di daerah pedesaan.

  2. Keamanan dan Privasi Data: Kekhawatiran mengenai perlindungan data pribadi yang dikumpulkan oleh perangkat ubiquitous.

  3. Kesenjangan Digital: Perbedaan akses dan literasi teknologi antara masyarakat perkotaan dan pedesaan.

  4. Standardisasi: Kurangnya standar nasional untuk interoperabilitas antar perangkat dan sistem.

  5. Biaya Implementasi: Investasi awal yang tinggi untuk pengembangan dan penerapan teknologi.

Masa Depan Ubiquitous Computing di Indonesia

Penelitian terkini oleh Warsito, Suhardi, dan Purnomo (2022) memproyeksikan bahwa masa depan Ubiquitous Computing di Indonesia akan semakin berkembang seiring dengan kemajuan infrastruktur digital nasional. Implementasi Jaringan 5G, pengembangan Internet of Things, dan kebijakan transformasi digital pemerintah akan menjadi pendorong utama adopsi Ubiquitous Computing secara lebih luas di berbagai sektor kehidupan.

Kesimpulan

Ubiquitous Computing atau komputasi di mana-mana telah membawa perubahan signifikan dalam interaksi manusia-komputer dengan mengintegrasikan teknologi komputasi ke dalam kehidupan sehari-hari secara mulus dan tidak mengganggu. Di Indonesia, implementasi Ubiquitous Computing telah merambah berbagai sektor mulai dari rumah pintar, transportasi, kesehatan, pendidikan, hingga pengelolaan perkotaan. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, masa depan Ubiquitous Computing di Indonesia menunjukkan prospek yang menjanjikan seiring dengan kemajuan infrastruktur digital dan kebijakan transformasi digital nasional.

Referensi

Hidayat, T. (2015). Penerapan teknologi ubiquitous computing dalam sistem smart home. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan, 1(3), 119–125.

Subrata, L. (2009). Paradigma baru komputasi: Ubiquitous computing. Jurnal Informatika, 10(2), 97–103.

Wardana, A. A., & Aknuranda, I. (2017). Perancangan arsitektur sistem ubiquitous computing untuk mendukung aktivitas kampus pintar. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, 1(12), 1542–1551.

Warsito, R. B., Suhardi, & Purnomo, M. H. (2022). Prospek pengembangan ubiquitous computing dalam mendukung transformasi digital di Indonesia. Jurnal Elektronika dan Telekomunikasi, 22(1), 11–22.

Comments